Hidup sehat jasmani, rohani dan kantong, menjadi dambaan setiap insan. Tapi tak semua orang bisa menikmati. Ada yang sehat kantongnya, tapi jasmaninya sakit-sakitan melulu. Ada pula yang sehat jasmani dan kantongnya, tapi rokhaninya terganggu. Dan yang dialami orang kebanyakan, sehat jasmani dan rokhani, tapi kantongnya sakit-sakitan. Tiap menjelang tanggal 20 gelisah, karena tagihan listrik dan PAM belum terbayar.
Adalah kakek Usup dari Dusun Kalimati, Desa Bandardalam, Kecamatan Sidomulyo, Lampung Selatan. Dalam usia 60 tahun kini, dia masih nampak begitu enerjik, rosa-rosa macam Mbah Maridjan. Penampilannya memang sudah nampak Pepabri, tapi semangat nyamasih Akabri. Makanan tak ada yang dipantang, apa saja doyan, termasuk……makan anak tirinya. Lho kok?
Tidak ada kok-kokan! Dalam usia senja tersebut gairah lelaki Usup memang menyala terus, tak ada pemadaman macam PLN saat di-Dirut-i Dahlan Iskan. Istrinya yang hanya terpaut lebih muda sedikit, sudah kuwalahan melayani. Walhasil “menu” empat sehat lima sempurna kurang diperoleh di rumah. Biasanya seminggu dua kali masih dipasok rutin, kini benar-benar puso hingga musim tanam entah tahun berapa.
Ibaratnya, kaum lelaki itu kan (maaf) seperti kambing juga. Di rumah tak dapat rumput dan dedaunan segar, nekadlah dia nedak ke mana-mana. Mau “jajan” di luaran tidak berani (ongkosnya – Red), dia mulai lirak-lirik pada Novi, anak bawaan daripada istrinya yang dinikahi 10 tahun lalu. Dalam kondisi normal, Usup tak pernah memikirkan gadis itu. Tapi dalam kondisi gawat darurat syahwat, Novi yang berpenampilan biasa itu menjadi demikian istimewa macam iklan minyak goreng.
Ketika rumah sepi, istri dan anak-anak yang lain pergi, mulailah Usup mencoba melaksanakan ambisinya. Di kala Novi sedang tidur siang, langsung saja ditubruknya, hip. Sadar bahwa ada orang menindih tubuhnya, gadis pelajar SMP itu mencoba berontak. Apa lagi setelah tahu bahwa pelakunya adalah ayah tirinya sendiri, dia mencoba mempertahankan aset miliknya yang paling berharga. Tapi apa daya, lantaran kalah kuat, akhirnya skor menjadi 1-0 untuk Novi.
“Awas, jangan bilang siapa siapa, tak bunuh kamu.” Ancam Usup yang sudah berhasil memperoleh apa yang diinginkan. Takut akan ancaman itu, Novi benar-benar patuh pada konsensus. Padahal hal ini justru membuat Usup semakin ketagihan. Soalnya, di lain waktu, ketika situasinya demikian mantap terkendali. Kembalia dia menggauli anak tirinya. Untuk kesekian kalinya pula Novi hanya bisa bertekuk lutut dan berbuka paha.
Hanya 5 atau 6 kali Usup menyetubuhi putri tirinya, tahu-tahu hamil. Takut jadi panjang urusan, diam-diam kakek genit ini meninggalkan rumah entah ke mana. Kala itu istrinya tak tahu bahwa keminggatannya suami sebenarnya berkaitan erat dengan kehamilan Novi. Dia hanya heran ketika beberapa waktu kemudian melihat perut Novi nampak membesar seperti terkena penyakit busung lapar.
Kemudian Novi pun dibawa ke puskesmas. Hasilnya sungguh bikin kaget, karena ternyata gadis itu hamil 4 bulan. Saat ditanya siapa pelakunya, dia langsung sebut nama Usup ayah tirinya. Kontan keluarga besar istri Usup jadi marah. Polisi dilapori, dan ketika ada info kakek itu ngumpet ke Banten, segera dijemputnya ke sana.
Usup kuat banget ya, lari-lari sampai Banten segala. (LP/Gunarso TS)
Tidak ada kok-kokan! Dalam usia senja tersebut gairah lelaki Usup memang menyala terus, tak ada pemadaman macam PLN saat di-Dirut-i Dahlan Iskan. Istrinya yang hanya terpaut lebih muda sedikit, sudah kuwalahan melayani. Walhasil “menu” empat sehat lima sempurna kurang diperoleh di rumah. Biasanya seminggu dua kali masih dipasok rutin, kini benar-benar puso hingga musim tanam entah tahun berapa.
Ibaratnya, kaum lelaki itu kan (maaf) seperti kambing juga. Di rumah tak dapat rumput dan dedaunan segar, nekadlah dia nedak ke mana-mana. Mau “jajan” di luaran tidak berani (ongkosnya – Red), dia mulai lirak-lirik pada Novi, anak bawaan daripada istrinya yang dinikahi 10 tahun lalu. Dalam kondisi normal, Usup tak pernah memikirkan gadis itu. Tapi dalam kondisi gawat darurat syahwat, Novi yang berpenampilan biasa itu menjadi demikian istimewa macam iklan minyak goreng.
Ketika rumah sepi, istri dan anak-anak yang lain pergi, mulailah Usup mencoba melaksanakan ambisinya. Di kala Novi sedang tidur siang, langsung saja ditubruknya, hip. Sadar bahwa ada orang menindih tubuhnya, gadis pelajar SMP itu mencoba berontak. Apa lagi setelah tahu bahwa pelakunya adalah ayah tirinya sendiri, dia mencoba mempertahankan aset miliknya yang paling berharga. Tapi apa daya, lantaran kalah kuat, akhirnya skor menjadi 1-0 untuk Novi.
“Awas, jangan bilang siapa siapa, tak bunuh kamu.” Ancam Usup yang sudah berhasil memperoleh apa yang diinginkan. Takut akan ancaman itu, Novi benar-benar patuh pada konsensus. Padahal hal ini justru membuat Usup semakin ketagihan. Soalnya, di lain waktu, ketika situasinya demikian mantap terkendali. Kembalia dia menggauli anak tirinya. Untuk kesekian kalinya pula Novi hanya bisa bertekuk lutut dan berbuka paha.
Hanya 5 atau 6 kali Usup menyetubuhi putri tirinya, tahu-tahu hamil. Takut jadi panjang urusan, diam-diam kakek genit ini meninggalkan rumah entah ke mana. Kala itu istrinya tak tahu bahwa keminggatannya suami sebenarnya berkaitan erat dengan kehamilan Novi. Dia hanya heran ketika beberapa waktu kemudian melihat perut Novi nampak membesar seperti terkena penyakit busung lapar.
Kemudian Novi pun dibawa ke puskesmas. Hasilnya sungguh bikin kaget, karena ternyata gadis itu hamil 4 bulan. Saat ditanya siapa pelakunya, dia langsung sebut nama Usup ayah tirinya. Kontan keluarga besar istri Usup jadi marah. Polisi dilapori, dan ketika ada info kakek itu ngumpet ke Banten, segera dijemputnya ke sana.
Usup kuat banget ya, lari-lari sampai Banten segala. (LP/Gunarso TS)
No comments:
Post a Comment