Punya istri cantik, harus siap makan hati dan menafikan rasa cemburu. Soalnya, karena kecantikan nyonya, banyak mata pria yang ingin menikmatinya. Jangan salah paham dulu, hanya menikmati penampilannya, bukan goyangannya. Karena soal goyangan sih, itu mutlak hak prerogratif seorang suami. Lelaki lain tak boleh ikut campur atau intervensi. Andaikan kemudian ada yang diajak “berkoalisi” itu namanya kemujuran yang tak bisa ditolak. Tapi, kalau bisa, janganlah perturutkan hawa setan!
Agaknya Midun ini memang lelaki yang belum siap punya bini cantik. Siapa saja yang terlihat dekat dengan Mamik istrinya, dicemburui. Bahkan jikalau sang istri nampak mengimbangi kedekatan itu, langsung stigma pun ditabalkan: selingkuh. Padahal, bisa saja pria yang selalu akrab dengan istrinya ini si tukang ojek. Dia hanya butuh uangnya, bukan pula goyangannya.
Sejak seminggu lalu, rumahtangga lelaki yang ngontrak di Bungurasih VIII ini sedang dilanda prahara. Berulang kali Mamik pergi tinggalkan rumah tanpa pamit. Soal makan dan minum memang selalu disediakan, tapi ke mana dan mau ketemu siapa, Mamik tak pernah mau mengaku. Jika ditanya dari mana? Jawabnya selalu: ada deh. Bagaimana Midun nggak kesal, ada deh ada deh melulu, kalau Mama Dedeh sih ada di Indosiar tiap pagi!
Sejak itu Midun berpikir bahwa istrinya sedang punya PIL Tapi jika diklarifikasi soal itu, malah menantang sumpah pocong ala Ketua DPR Marzuki Alie. Hati Midun pun agak terhibur, karena itu menunjukkan bahwa Mamik memang bersih, tidak melakukan seperti yang dituduhkan. Tapi kenapa pula ngilang-ngilang melulu, macam Neneng dan Nunun yang dikejar KPK saja.
Dan kemarahan sekaligus kecemburuan Midun mencapai klimaksnya, ketika dia lagi-lagi tak menemukan istri di rumah. Tanya tetangga diperoleh jawaban bahwa tadi Mamik pergi ke Darmo Trade Centre (DTC) Wonokromo bersama seorang lelaki. Wah, darah Midun langsung naik ke ubun-ubun. “Ini dia, pasti dengan lelaki gendakannya. Kurang ajar….”, maki Midun sambil bersungut-sungut.
Midun segera menyusul dengan motornya. Tapi bukan ke DTC, melainkan main cegat saja di Rungkut Menanggal. Sebilah pisau disakunya selalu dielus-elus dan sebentar-sebentar diperagakan, bagaimana ujungnya yang tajam ini nanti bakal masuk ke perut pacar Mamik. Asal tahu saja, pisau ini kata kidalang sudah pernah makan “pendita sanga”, sehingga gendakan Mamik bakal menjadi korban ke sepuluh.
Tak lama kemudian nguk nguk nguk….. motor (Honda 1969?- Red) yang diboncengi Mamik muncul. Begitu motor berhenti, langsung saja Midun memukul lelaki yang ternyata Kasmo, 31, itu dengan kayu hingga helmnya pecah. Begitu warga Kalijudan Gg X itu jatuh terjengkang, Mamik menjerit sehingga warga berdatangan. Penduduk merebut pentungan itu. Tapi Mamik jadi kalap, sehingga pisau senjata pamungkas dikeluarkan. Tulang rusuk Kasmo ditusuk hingga pingsan. Kini Kasmo masuk rumahsakit, sementatara Midun ditahan polisi.
Dun, tukar tambah bini sama Tomblok, mau? (HS/Gunarso TS)
sumber
Sejak seminggu lalu, rumahtangga lelaki yang ngontrak di Bungurasih VIII ini sedang dilanda prahara. Berulang kali Mamik pergi tinggalkan rumah tanpa pamit. Soal makan dan minum memang selalu disediakan, tapi ke mana dan mau ketemu siapa, Mamik tak pernah mau mengaku. Jika ditanya dari mana? Jawabnya selalu: ada deh. Bagaimana Midun nggak kesal, ada deh ada deh melulu, kalau Mama Dedeh sih ada di Indosiar tiap pagi!
Sejak itu Midun berpikir bahwa istrinya sedang punya PIL Tapi jika diklarifikasi soal itu, malah menantang sumpah pocong ala Ketua DPR Marzuki Alie. Hati Midun pun agak terhibur, karena itu menunjukkan bahwa Mamik memang bersih, tidak melakukan seperti yang dituduhkan. Tapi kenapa pula ngilang-ngilang melulu, macam Neneng dan Nunun yang dikejar KPK saja.
Dan kemarahan sekaligus kecemburuan Midun mencapai klimaksnya, ketika dia lagi-lagi tak menemukan istri di rumah. Tanya tetangga diperoleh jawaban bahwa tadi Mamik pergi ke Darmo Trade Centre (DTC) Wonokromo bersama seorang lelaki. Wah, darah Midun langsung naik ke ubun-ubun. “Ini dia, pasti dengan lelaki gendakannya. Kurang ajar….”, maki Midun sambil bersungut-sungut.
Midun segera menyusul dengan motornya. Tapi bukan ke DTC, melainkan main cegat saja di Rungkut Menanggal. Sebilah pisau disakunya selalu dielus-elus dan sebentar-sebentar diperagakan, bagaimana ujungnya yang tajam ini nanti bakal masuk ke perut pacar Mamik. Asal tahu saja, pisau ini kata kidalang sudah pernah makan “pendita sanga”, sehingga gendakan Mamik bakal menjadi korban ke sepuluh.
Tak lama kemudian nguk nguk nguk….. motor (Honda 1969?- Red) yang diboncengi Mamik muncul. Begitu motor berhenti, langsung saja Midun memukul lelaki yang ternyata Kasmo, 31, itu dengan kayu hingga helmnya pecah. Begitu warga Kalijudan Gg X itu jatuh terjengkang, Mamik menjerit sehingga warga berdatangan. Penduduk merebut pentungan itu. Tapi Mamik jadi kalap, sehingga pisau senjata pamungkas dikeluarkan. Tulang rusuk Kasmo ditusuk hingga pingsan. Kini Kasmo masuk rumahsakit, sementatara Midun ditahan polisi.
Dun, tukar tambah bini sama Tomblok, mau? (HS/Gunarso TS)
sumber
No comments:
Post a Comment