Sejak tahun 2006 pemerintah meluncurkan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat. Tujuannya adalah, merangsang masyarakat pedesaan membangun wilayahnya dengan dana bantuan pemerintah. Misalnya, desa punya proyek dengan anggaran Rp 150 juta, sedangkan dananya hanya terkumpul Rp 10 juta. Maka nantinya yang Rp 140 juta ditanggung negara. Ini mirip betul dengan “proyek’ Lumpur Lapindo di Sidoarjo (Jatim) sana. Pihak PT Lapindo Brantas hanya bisa ganti rugi sedikit pada korban, lainnya ditanggung negara!
Tapi “proyek”-nya Idris (bukan nama sebenarnya) – Sofia (bukan nama sebenarnya) warga Desa Tualang Baru, Kecamatan Manyak Payed, Aceh Tamiang, lain lagi. Di saat mereka dipercaya warga membangun desa lewat proyek PNPM di kampungnya, di kesempatan yang sama mereka malah membangun asmara berbasis perselingkuhan. Gila nggak si Idris ini? Proyek pengerasan jalan belum dicor, eh dia malah “ngecor” Ny. Sofia di kamar, padahal suaminya sedang pergi. Tentu saja urusan jadi ke mana-mana.
Idris, 36, (bukan nama sebenarnya) memang merupakan tokoh masyarakat setempat. Di samping anak muda yang berwawasan luas, dia juga merupakan aktivis di kampung Tualang Baru. Maka ketika kampungnya dapat proyek PNPM dari pemerintah, dia ditunjuk sebagai pengelola. Untuk memperlacar pekerjaan, Idris pun menunjuk Ny Sofia, 32, (bukan nama sebenarnya) perempuan desa itu yang juga merupakan aktivis kampung. Dalam kegiatan PKK misalnya, dia memang paling rajin di wilayahnya.
Pepatah “inggris” mengatakan, waiting tresyen merkulen atau witing tresna merga kulina kata orang Jawa. Nah, karena berminggu-minggu selalu ketemu dalam kesibukan yang sama, bibit ketertarikan antara keduanya pun terjadi. Ibarat partai, karena merasa satu platform, keduanya lalu ingin berkoalisi. Tak perlu sampai 2014, yang penting setelah koalisi dilanjutkan dengan eksekusi. Dan inilah yang terjadi, ketika Idris dan Sofia sudah saling mencinta, keduanya pun lalu berhubungan intim bak suami istri.
Mereka tak peduli lagi dengan pasangan masing-masing. Soalnya, ibarat botol atau piring, keduanya masih utuh pulang ke rumah. Makanya para pengelola PNPM itu asal ada kesempatan lalu ML (Making Love) sampai TE (The End). Begitu seringnya Idris – Sofia bertemu sementara suami tak di rumah, lama-lama warga jadi curiga. Iseng-iseng warga pun mengadakan pengintipan. Masya Allah, penduduk berhasil memergoki bahwa malam itu Idris tengah menyetubuhi istri orang lain.
Penggerebekan pun segera dilakukan. Hampir saja Idris dihakimi massa, tapi berhasil diselamatkan karena keduanya lalu diboyong ke Polsek Manyak Payed. Oleh masyarakat setempat didamaikan. Tapi suami Sofia belum puas, harus ada sanksi adat bagi keduanya. Maka disaksikan segenap warga, malam itu juga Idris – Sofia dimandikan air kulah mesjid sampai basah kuyup dan kedinginan. Ini masih lumayan, karena ada wacana agar keduanya diberi hukuman cambuk. Tapi tokoh desa Tualang Baru berhasil meyakinkan penduduk bahwa hukumannya cukup sampai di situ saja.
Bayangkan, sudah kedinginan disabeti lagi. (Urd/Gunarso TS)
sumber
Idris, 36, (bukan nama sebenarnya) memang merupakan tokoh masyarakat setempat. Di samping anak muda yang berwawasan luas, dia juga merupakan aktivis di kampung Tualang Baru. Maka ketika kampungnya dapat proyek PNPM dari pemerintah, dia ditunjuk sebagai pengelola. Untuk memperlacar pekerjaan, Idris pun menunjuk Ny Sofia, 32, (bukan nama sebenarnya) perempuan desa itu yang juga merupakan aktivis kampung. Dalam kegiatan PKK misalnya, dia memang paling rajin di wilayahnya.
Pepatah “inggris” mengatakan, waiting tresyen merkulen atau witing tresna merga kulina kata orang Jawa. Nah, karena berminggu-minggu selalu ketemu dalam kesibukan yang sama, bibit ketertarikan antara keduanya pun terjadi. Ibarat partai, karena merasa satu platform, keduanya lalu ingin berkoalisi. Tak perlu sampai 2014, yang penting setelah koalisi dilanjutkan dengan eksekusi. Dan inilah yang terjadi, ketika Idris dan Sofia sudah saling mencinta, keduanya pun lalu berhubungan intim bak suami istri.
Mereka tak peduli lagi dengan pasangan masing-masing. Soalnya, ibarat botol atau piring, keduanya masih utuh pulang ke rumah. Makanya para pengelola PNPM itu asal ada kesempatan lalu ML (Making Love) sampai TE (The End). Begitu seringnya Idris – Sofia bertemu sementara suami tak di rumah, lama-lama warga jadi curiga. Iseng-iseng warga pun mengadakan pengintipan. Masya Allah, penduduk berhasil memergoki bahwa malam itu Idris tengah menyetubuhi istri orang lain.
Penggerebekan pun segera dilakukan. Hampir saja Idris dihakimi massa, tapi berhasil diselamatkan karena keduanya lalu diboyong ke Polsek Manyak Payed. Oleh masyarakat setempat didamaikan. Tapi suami Sofia belum puas, harus ada sanksi adat bagi keduanya. Maka disaksikan segenap warga, malam itu juga Idris – Sofia dimandikan air kulah mesjid sampai basah kuyup dan kedinginan. Ini masih lumayan, karena ada wacana agar keduanya diberi hukuman cambuk. Tapi tokoh desa Tualang Baru berhasil meyakinkan penduduk bahwa hukumannya cukup sampai di situ saja.
Bayangkan, sudah kedinginan disabeti lagi. (Urd/Gunarso TS)
sumber
No comments:
Post a Comment